Kamis, 26 Agustus 2010

Profil Nagari Situmbuk

Nagari Situmbuk terletak di Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, terletak di ketinggia 700-800 dpl, dengan 3300 jiwa penduduk. secara geografis Nagari Situmbuk merupakan daerah perbukitan terletah dikawasan kaki gunung merapi. sumber mata percarian utama penduduk Nagari Situmbuk adalah di bidang pertania, terutama tanaman padi. 

Batas geografis Nagari Situmbuk
- Sebelah Utara dengan Nagari Tungkar Kab. 50 Kota
- Sebelah Barat dengan Nagari Supayang
- Sebelah Selatan dengan Nagari Rao-rao Kec. Sungai Tarab
- Sebelah Timur dengan Nagari Sumanik dan Nagari Sungai Patai

Nagari Situmbuk dikepalai oleh seorang Wali Nagari, sebagai pimpinan secara Admnistratif.Nagari Situmbuk terbagi menjadi 4 Jorong yaitu :
1. Jorong Patir
2. Jorong Bodi
3. Jorong Piliang
4. Jorong III Ninik

Potensi alam situmbuk sangat mendukung sekali untuk dikembangkan sebawai wilayang pertanian, terutama dibidang perkebunan dan peternakan, karena kedua sektor tersebut mempunya prospek yang sangat bagus sekali untuk dikembangkan, hal ini didasari sudah sangat sempitnya lahan untuk diolah menjadi Sawah, namun masih banyak lahan perbukitan yang belum terolah secara baik. saat ini masyarakat sudah mulai mengembangkan usaha dibidang perkebunan terutama komoditas kakao yang sudah banyak ditanam dan dipelihara dengan baik.

Sejarah
Nagari Situmbuk merupakan sebuah Nagari Tuo yang tercatat dalam sejarah kebudayaan minangkabau, hingga saat sekarang masyarakatnya masih menganut dan menerapkan adat istiadat minangkabau secara kental. sistem kemasyarakatan yang hidup sebagai komunitas masyarkat nagari masih menerapkan semangat gotong royong dam sistem musyawarah

Nama situmbuk sendiri konon berasal dari kata "situmpuak" yang artinya setumpuk, karena dahulunya masyarakat pertama yang datang merupakan kelompok-kelompok kecil yang tinggal dipinggiran nagari yang saat itu disebut taratak hingga akhirnya pindah dan membentu sebuah nagari.


Pada masa penjajahan, sistem adat didalam Nagari Situmbuk masih berjalan dengan baik, sistem kekeluargaan, musyawarah dan gotong royong masih mejadi ciri khas bagi masyaratkatnya, tidak ada kejadian-kejadian penting pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang, Namun setelah masa kemardekaan Nagari Situmbuk pernah menjadi Basis tentara Pemerintahaan Revolusioner Republik Indonesia (PDRI) sehingga pada tahun 50-an, nagari situmbuk menjadi salah satu daerah utama perang PRRI yang oleh Masyarakatnya sendiri dikenal dengan istilah "Peri-peri".

Pemerintahan orde baru merubah sistem Nagari menjadi desa sehingga pada saat iti Nagari Situmbuk dipecah menjadi 4 (empat buah) desa yang saat ini di telah kembali menjadi jorong semenjak kebijakan otonomi daerah.


Ditengah derasnya masuknya kebudayaan Global saat ini pemerintah bersama masyarakat Nagari Situmbuk masih terus berupaya untuk melestarikan kebudayaan asli Minangkabau, sehingga diharapkan agar generasi muda tidak melupakan kebudayaan asli mereka yang yang sangat berguna dalam mempertahankan identitas dan agar terus menerapkan semangat kebersamaan dalam kehidupan masyarakatnya kelak. untuk itu berbagai cara telah ditempuh antara lain dengan mengadakan pelatihan-pelatihan adat, pembinaan kesenian tradisi, hingga pembenahan pembenahan lain yang dirakan perlu.

Potensi wilayah Nagari situmbuk yang saat ini cukup baik untuk dikembangkan adalah pada bidang Pertanian, peternakan, dan perkebunan, namun masih ada potensi-potensi lain yang sangat mungkin untuk digali seperti pariwiasata, pengembangan home industri dan lainya.

Dalam rangka membendung kebudayaan global, masyarakat Nagari Situmbuk terus berupaya untuk melestarikan kebudayaan asli mereka dengan melakukan pembinaan terhadap generasi muda sebagai penerus, berbagai pelatiha dibidang adat, dan kesenian tradisi terus dilakukan guna mengenalkan kebudayaan asli tersebut terhadap generasi muda, sehingga tetap lestari dan mengakar dalam kehidupan masyarakatnya,